FILOSOFI
KOPI
KUMPULAN
PROSA DAN CERITA SATU DEKADE
Judul :
Filosofi Kopi
Penulis : Dewi “Dee” Lestari
Penerbit :
Trudee Books & GagasMedia
Jumlah Halaman : 134 Halaman
Tahun Terbit : 2006
No.
ISBN : 979-96257-3-4
“Di tengah gurun yang tertebak, jadilah salju abadi. Embun pagi tak akan kalahkan dinginmu, angin malam akan menggigil ketika melewatimu, oase akan jengah, dan kaktus terperangah. Semua butir pasir akan tahu jika kau pergi, atau sekadar bergerak dua inci.
Dan setiap senti gurun akan terinspirasi karena kau berani beku dalam neraka, kau berani putih meski sendiri, karena kau… berbeda.”
― Dewi 'Dee' Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
Dan setiap senti gurun akan terinspirasi karena kau berani beku dalam neraka, kau berani putih meski sendiri, karena kau… berbeda.”
― Dewi 'Dee' Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
Minnasan Konnichiwa,
dalam postingan blog kali ini saya akan berbagi cerita mengenai novel Filosofi
Kopi, wah untuk anda penggemarnya Dee pasti udah tau dong novel Filosofi kopi
ini, yaps novel ini merupakan karya Dewi “Dee” Lestari yang berisikan delapan belas
judul, antologi cerita dan prosa yang merupakan kumpulan karya Dee selama satu
dekade (1995-2005). Sebagai info tambahan untuk anda, buku
ini dianugerahkan menjadi karya sastra terbaik tahun 2006 oleh
majalah Tempo. Pada tahun yang sama, Filosofi Kopi juga berhasil
dinobatkan menjadi 5 Besar Khatulistiwa Award kategori fiksi (wow Dee
keren banget). Filosofi Kopi sendiri merupakan judul dari salah satu cerpen, yang
penulis jadikan sebagai cerita pembuka dalam buku ini. Dalam postingan saya
kali ini saya hanya akan bercerita mengenai “Filosofi Kopi” saja karena menurut
saya cerita ini adalah cerita yang paling menarik.
Cerita dan antalogi lain
yang ada dalam filosofi kopi diantaranya adalah Mencari
Herman, Surat Yang Tak Pernah Sampai, Sikat Gigi, Sepotong Kue Kuning, Lara
Lana, Budha Bar, Rico De Coro, Salju Gurun, Kunci Hati, Selagi Kau Lelap,
Jembatan Zaman, Kuda Liar, Diam, Cuaca, Lilin Merah, Spasi, dan Cetak
Biru. Berikut synopsis “Filosofi Kopi” Selamat membaca :)
Filosofi
Kopi bercerita mengenai dua orang sahabat Ben dan Jody. Mereka mendirikan
sebuah kedai kopi yang diberi nama “Filosofi Kopi” dengan Ben sebagai barista.
Sebagai seorang barista Ben bisa dibilang sangat piawai dalam meracik kopi nya
karena dari kecil dia memang sudah hidup dilingkungan petani kopi tepatnya sang
ayah merupakan petani kopi. Kedai ini diberi nama filosofi kopi karena dalam
setiap kopi yang Ben racik mengandung filosofi tersendiri mulai dari cappuccino
hingga kopi tubruk.
Sampai suatu hari datanglah seorang pria kaya yang menantang Ben untuk membuat satu house blend dan jika ia berhasil makan akan mendapat hadiah sebesar Rp 100.000.000 pada awalnya Ben tidak menerima namun karena Jody mengatakan bahwa itu adalah golden tiket untuk melunasi hutang ayahnya akhirnya Ben setuju. Ben berhasil membuat house bland yang diberi nama Ben’s Perfecto yang dibuat dengan kerja keras Ben dan di racik dengan alat-alat modern. Tapi datanglah seorang wanita bernama El yang mengatakan bahwa Ben’s perfecto kalah telak dengan kopi tiwus racikan seorang petani sederhana di Jawa Tengah yang bernama Pak Seno. Tak terima kopinya dibandingkan dengan kopi milik petani sederhana yang diproses tanpa ilmu yang mendalam tentang kopi dan tanpa alat-alat modern, Ben pun pergi ke Jawa Tengah dan membuktikannya sendiri. Setelah ia menyadari bahwa kopi tiwus lebih istimewa disbanding perfecto Ben memutuskan untuk kembali ke kampong halamannya. Tapi pada akhirnya ia kembali ke “Filosofi Kopi” dan membangun nya kembali bersama-sama Jody.
Sampai suatu hari datanglah seorang pria kaya yang menantang Ben untuk membuat satu house blend dan jika ia berhasil makan akan mendapat hadiah sebesar Rp 100.000.000 pada awalnya Ben tidak menerima namun karena Jody mengatakan bahwa itu adalah golden tiket untuk melunasi hutang ayahnya akhirnya Ben setuju. Ben berhasil membuat house bland yang diberi nama Ben’s Perfecto yang dibuat dengan kerja keras Ben dan di racik dengan alat-alat modern. Tapi datanglah seorang wanita bernama El yang mengatakan bahwa Ben’s perfecto kalah telak dengan kopi tiwus racikan seorang petani sederhana di Jawa Tengah yang bernama Pak Seno. Tak terima kopinya dibandingkan dengan kopi milik petani sederhana yang diproses tanpa ilmu yang mendalam tentang kopi dan tanpa alat-alat modern, Ben pun pergi ke Jawa Tengah dan membuktikannya sendiri. Setelah ia menyadari bahwa kopi tiwus lebih istimewa disbanding perfecto Ben memutuskan untuk kembali ke kampong halamannya. Tapi pada akhirnya ia kembali ke “Filosofi Kopi” dan membangun nya kembali bersama-sama Jody.
Cerita
ini diangkat menjadi film pada tahun 2015 dengan menggaet beberapa aktor
seperti Ciko Jerikho sebagai Ben, Rio Dewanto sebgai Jody dan El sebagai Jullie
Estelle. Sedikit komentar mengenai film ini menurut saya sang sutrada tau dima
ia harus menempatkan posisi “KOPI” agar bisa hidup dalam cerita ini agar
penonton yang awam dengan kopi bisa merasakan dan menghirup nikmatnya aroma
kopi. Film ini cukup sukses menginspirasi saya bahwa dalam mengerjakan sesuatu
itu tidak diperlukan kesempurnaan tetapi bagaimana sesuatu itu dibuat dengan
hati dengan cinta dankasih sayang seperti yang dilakukan oleh Pak Seno
sederhana namun penuh cinta. Jangan becanda soal kopi.
Situs POKER paling menarik....
BalasHapusApalagi kalau bukan www,royalqq,poker
Kini Hadir Game Terbaru ===>> GAME SAKONG
Dengan didukung server terbaik...
Sehingga permainan selalu lancar
Paling rame, Paling fair, NO ROBOT, Murni Player vs Player
Disinilah tempat berkumpulnya Master-Master Poker
Deposit minimum Rp. 15.000
Support Bank BCA, MANDIRI, BNI, BRI
Salam ROYALQQ
terimakasih info nya sangat bermanfaat, jangan lupa kunjungi kami http://bit.ly/2wDDymQ
BalasHapusHooo
BalasHapusHooo
BalasHapusTytyd kau gedee33
BalasHapusMakasih kak informasinya,sem8ga jadi ilmu yang bermanfaat
BalasHapus